Kamis, 09 Juli 2009

Aliza.N Yang Mengganggu Hati...!

Ternyata aku memang mencintainya. Setiap malam aku memikirkan ini, dan sekarang baru aku merasa yakin kalau rasa ini memang hanya untuknya. Semakin aku mengenalnya, seakan aku tak bisa lepas lagi darinya. Sebut saja Aliza.N, aku sangat mengagumimu. Sosok yang begitu sederhana. Yah, alasan itulah yang selama ini membuatku tak berani meneruskan rasa ini,aku rasa tak mungkin bisa jatuh cinta pada seorang gadis biasa seperti dia. Aku yang tak pernah menyukai gadis yang berkerudung akan tetapi takdir bebicara lain,aku tak mungkin berniat serius dengan anak pesantren seperti dia. 6 bulan lebih aku tetap pada pemikiranku itu. Sungguh, aku tak mungkin bersama dia. Apa kata dunia bila aku pacaran, dan akhirnya mengikat janji dengan gadis yang tak pantas denganku? Dan aku yakin bisa menghilangkan rasa yang sebenarnya telah tumbuh sejak pertama bertemu dengannya, di dapur pesantren. Sampai hari ini tiba. Keyakinanku goyah. Yah, ternyata semua prediksiku salah. Aku tak bisa melupakannya, sedetik pun. Terlebih akhir-akhir ini. Entah apa yang membuatku begitu mengaguminya diantara gadis-gadis lainnya. Ada banyak pilihan buatku, gadis selevel, pintar, berkarir, dari keluarga yang disegani, tapi aku tak pernah bisa memilih. Tak ada satu gadispun yang sanggup menyita waktu dan pikiranku seperti Aliza. Aku akui satu tahun yang lalu aku pernah berniat serius dengan salah satu pacar ku anak jember. Dia pintar, disiplin, loyal, dan yang paling penting, dia juga berniat serius denganku. Tapi aku juga tak mengerti kenapa tiba-tiba saja perasaan itu hilang justru setelah kami semakin saling mengenal, dan akhirnya aku membiarkan dia dinikahi seorang staff perbankan teman ku. Yap, istilahnya, aku jadi mak comblang untuk orang yang katanya aku sayangi. Aneh kan? Akhirnya setelah aku mengenal Aliza, aku tahu jawabannya. Aku hanya mengagumi saja, bukan mencintai. Dan aku merasa berbeda dengan Aliza. Walaupun sebelumnya ada banyak penyangkalan dan pemikiran rasional atas perasaanku padanya, kenyataannya, aku mengakui sekarang. Aku sedang jatuh cinta! mungkin in terlihat konyol, tapi inilah kenyataanya, aku memang suka sama dirinya dan tak ada seorang pun yang mampu mengubah printsip ku ini,jauh dalam lubuk hati aku hanya nama dialah yang ku ingat, jikalau dirinya di takdir kan menjadi milikku kan ku jadikan dia yang pertama dan yang terakhir, kan kujadikan sebagai ibu dari anak-anak ku yang lucu. Setelah kau membaca mungkin kau percaya atas perasaan hati ini bahwasannya aku sayang kamu apa adanya.! .........Nex on.......
Saat itu aku melihatnya sedang pergi ke pasar tradisional. Entah kenapa tiba-tiba saja aku menghentikan laju motor ku dan memutuskan mengikutinya. Ternyata dia lalu masuk di sebuah warung tak jauh dari tempatku berdiri memandangnya. Pandanganku terus mengikutinya. membeli sesuatu. Dengan tangannya yang cekatan dia membersihkan kemejanx yang kotor, mebawa barang yang kelihatanya sangan menumpuk, sesekali menyeka keringat yang menetes di dahinya. Tanpa sadar, hampir dua jam aku disana memandangnya. Dan hal itu berlanjut terus hingga satu minggu. Aku tetap berdiri disana, sampai pada hari ke delapan pengintaianku, aku memutuskan untuk diam disamping dia. Sebuah keputusan sulit karena sebelumnya aku tak pernah diam di pinggir warung. Aku termasuk orang yang sangat sensitif terhadap debu2 yang ada di sebuah warung itu . Tapi toh akhirnya aku diem juga, dan mulai memandanginya. dia menoleh sejenak kpd ku,mengangkat barang dengan bantuan seorang lelaki yang akhirnya aku kenal sebagai temanya dipesantren. Saat dia datang lagi dengan wajh yang begitu anggun, aku benar-benar tak mengerti apa yang membuatku nekat melakukan ini. Dia biasa saja, sekilas tak ada yang menarik dari wajahnya. Sampai saat aku melihatnya tersenyum pada temannya sewaktu mereka asyik bercanda. Akrab sekali. kedaan Warung memang masih sepi, karena mungkin memang masih terlalu pagi. Dan aku memang sengaja memilih waktu ini agar aku bisa menemukan jawaban atas kelakuan anehku seminggu ini. Akhirnya aku temukan. Kesahajaannya, semangatnya, rasa percaya dirinya, keramahannya, juga senyumnya. Aku terpesona pada dirinya. Hingga berbulan-bulan aku selalu memerhatikannya, berkenalan dengan temanya. Membicarakan obrolan-obrolan ringan seputar topik-topik hangat yang menjadi headline news di surat kabar, hingga cerita soal dirinya . Ternyata temen Aliza, berwawasan, dan sangat bijak menyikapi suatu masalah. Aku tak pernah canggung dibuatnya. Dari obrolan biasa, hingga masalah serius menyangkut masa depanku aku bicarakan padanya. Tak jarang Aliza. turut menyela saat dia tak sibuk belanja sesuatu. Menanggapi omongan temennya yang kadang memang suka diselingi dengan canda. Aku seakan merasa begitu dekat dengan mereka, disamping perasaan lain yang aku rasakan semakin tumbuh subur pada Aliza. Tapi seperti apa yang aku ungkap sebelumnya, aku tak berani mengakui kalau ini adalah rasa cinta, hanya karena status sosial dan keadaan Aliza. yang sangat sederhana. Tapi pagi ini, setelah semalaman aku berpikir keras, aku akan mengubahnya. Yah, aku sudah mantap pada pilihanku. Aku sudah tahu banyak tentang latar belakang Aliza, Tak meneruskan studi tak membuat Aliza berhenti belajar. Banyak yang dia tahu, termasuk masalah computer. Rasa ingin tahunya sangat tinggi, membuat aku semakin tak bisa melepas pesonanya. Yah, hanya keadaan yang kurang menguntungkan baginya. Dan sekarang, aku ingin sekali membuatnya bahagia. Berhenti menyibuk kan dirinya. Karena aku yakin sanggup menyayaginya apa adanya, lahir dan batin. Aku semakin mantap dengan keputusan ini. Segera kupacu Soluna hijau metalikku dengan hati yang tak menentu. Kali ini Aku berniat memarkirnya di depan warung yg biasa dihinggapinya untuk menanyakannya ?apakah dia juga sayang aku lahir dan batin, Selama ini aku memang tak mengenali diriku yang menjadi seorang yang sangat egoiz, tak perduli status sosial mereka. Dan itu menjadi satu bukti padaku, bahwa mereka, terlebih Aliza tak berorientasi pada status dan materi bila mengenal seseorang, berbeda dengan orang-orang yang selama ini berada di dekatku. Setelah itu aku menghidupi motor,dan bersepeda deket pesantren tu , tak terasa aku akan menghantam seorang nenek tua yang sedang menyebrang ter titih,dengan seketika aku membelokan motorku, tak terasa motor ku mebentur tiang listrik. dengan seketika aku berdiri dan melihat keadaan nenek itu ternyata dia selamat cuma dia agak shok setelah itu seseorang mengambilkan minum untuk nenek itu,tapi Aliza. dan temannya terus menatap motor ku lirih dia mengucapkan nama ku. dia menangis tersudu-sedu , berenjak ku menghampirinya.Ternyata suda banyak orang di sekeliling motor ku, dengan mengangkat anak muda yang becucuran darah yg habis menghantam tiang listrik, Aliza. terus menangis . Melihat Aliza. dan temanya terus menangis, aku menatap anak muda itu, aku masih mengenalinya yang taklain adalah diriku. lirih mulut Aliza. mengatakn Innalillahi wainnailaihi rojiun......! Cinta sejati kan rela walaupun nyawa merenggut dirinya. BY : Dhanieilham.

Tidak ada komentar: